Kemampuan Mengelola Penghasilan Mensugesti Produktivitas Karyawan
Mungkin banyak di antara Anda yang berpikir apakah ada kaitan antara pengetahuan finansial karyawan dalam mengelola penghasilannya dengan tingkat produktivitas karyawan dan profit perusahaan. Ternyata tidak bisa dipungkiri kemampuan finansial karyawan dalam mengelola keuangannya pada alhasil mensugesti kinerjanya di perusahaan.
Sebuah riset yang dilakukan di Amerika Serikat tahun 1999 oleh Association for Financial Counselling and Planning Education memperlihatkan bahwa pengetahuan finansial yang memadai bagi karyawan sanggup meningkatkan kesejahteraannya, mengurangi tingkat turn over karyawan dan mengurangi tingkat ketidak-hadiran karyawan lantaran mencari peluang pekerjaan di kawasan lain.
Hal ini disebabkan lantaran selain karyawan tentunya membutuhkan insentif dan upah yang menarik serta pengembangan di bidang keahlian inti semoga karyawan sanggup bersemangat dan menawarkan laba bagi perusahaan. Namun, karyawan juga perlu mendapat pengetahuan dasar perihal bagaimana mereka merencanakan kehidupannya sehabis masa kerja, memecahkan duduk perkara sehari-hari terutama terkait dengan mengelola penghasilannya, berinvestasi, berhutang secara bijak dan mengatur prioritas jangka pendek, menengah dan panjang.
Kegagalan mengelola keuangan berdampak jelek bagi karyawan, karyawan sering mengalami financial stress jawaban gagal mengelola hutang, gagal berdisiplin dalam mengatur prioritas keuangan dan seringkali financial stress ini menimbulkan karyawan demotivasi dalam bekerja, tidak tahu kemana harus mendiskusikan duduk perkara keuangannya menambah problem dalam diri karyawan. Jalan keluar paling umum yang dilakukan karyawan ialah mencari peluang pekerjaan gres dan untuk sementara waktu menambal sulam keadaan keuangan dengan cicilan hutang. Ketika problem ini semakin serius dan bahkan sampai menjadi problem dengan pasangan, maka duduk perkara keuangan menjadi semakin pelik.
Hal ini sanggup diatasi dengan pembekalan pengetahuan pengelolaan keuangan bagi karyawan di dalam lingkungan kerja. Menurut pengamatan kami problem utama munculnya financial stress pada karyawan ialah ketidak-pahaman (dan seringkali ketidak-pedulian) karyawan dengan kondisi dan cara mengelola penghasilannya. Godaan gaya hidup konsumtif yang ditampilkan media dan iklan yang bertubi-tubi, semakin mudahnya jalan masuk terhadap cicilan konsumtif dibandingkan dengan hutang produktif ibarat KPR. Kurangnya pemahaman perihal mengelola keuangan dalam setiap tahapan kehidupan (masa awal bekerja, berkeluarga sampai menjelang pensiun) juga memperparah kondisi ini.
Setidaknya ada 3 topik dasar pendidikan finansial yang diharapkan dan diinginkan karyawan berdasarkan survey kami, yaitu teknik mengelola arus kas (termasuk di dalamnya administrasi hutang, mempersiapkan dana pendidikan dan mempersiapkan dana hari tua). (BR) Sumber http://www.terapikeuangan.com