Memilih Investasi Reksadana Yang Tepat!
Reksadana, sering sekali didengungkan oleh masyarakat dalam beberapa tahun terakhir sebagai kendaraan investasi yang murah dan gampang bagi investor pemula. Mulai banyak investor yang mulai berinvestasi di produk ini. Namun, secara total gres sekitar 250.000 investor yang memakai produk ini menurut data dari APRDI (sumber: detikfinance) dengan total dana kelolaan Rp 450 triliun. Masih kecil sekali jumlahnya dibandingkan dengan penduduk Indonesia yang masuk golongan kelas mengah dan punya kemampuan untuk membeli produk ini.
Hal ini masuk akal saja sebab sebetulnya menentukan produk investasi butuh kehati-hatian. Dan secara keseluruhan pemahaman masyarakat perihal produk ini pun masih terbatas. Baru sekedar mengenal, belum hingga ke dalam taraf mengaplikasikan. Berikut saya akan memperlihatkan sedikit tips singkat cara menentukan produk investasi reksadana.
Tujuan dan Profil Resiko
Kalau sudah mulai berinvestasi di reksadana, kita harus tahu dulu tujuan membeli produk ini untuk apa. Untuk dana darurat, investasi pendidikan, membeli rumah atau bagaimana? Jangan hanya berinvestasi modal ikut-ikutan sebab motivasi tiap orang berbeda-beda. Kemudian jangan lupa kenali huruf kita dalam berinvestasi. Apakah kita tergolong investor yang sangat hati-hati (konservatif) atau cenderung berani dalam berinvestasi (agresif). Setiap tujuan, profil dan jangka waktu investasi ini nantinya mempengaruhi pilihan produk reksadana kita, apakah penempatannya akan lebih banyak kepada reksadana saham, campuran, pendapatan tetap, atau pasar uang.
Memilih Perusahaan Manajer Investasi
Saat ini ada sekitar 128 perusahaan manajer investasi yang terdaftar. Cukup banyak ya? Terus bagaimana menentukan di antara perusahaan itu yang baik. Semua perusahaan yang terdaftar di OJK berarti secara legalitas mempunyai ijin yang resmi sebagai forum keuangan yang diakui oleh negara untuk menghimpun dana masyarakat dan ijin untuk melaksanakan tugasnya sebagai manajer investasi. Kedua, lihat berapa usang pengalaman perusahaan itu telah berjalan. Perusahaan yang bertahan dan telah cukup usang melalui banyak sekali siklus ekonomi dan bisnis layak dipertimbangkan. Ketiga ialah dana kelolaan dari reksadana tersebut, menggambarkan tingkat kepercayaan masyarakat kepada perusahaan. Selanjutnya lebih kepada layanan, biaya, fasilitas transaksi dan sebagainya. Umumnya reksadana yang bereputasi mengenakan biaya yang lebih tinggi daripada perusahaan lainnya.
Memilih Produk
Kemudian selanjutnya ialah menentukan produk reksadananya. Saat ini ada sekitar 787 produk (Februari 2015). Wah banyak ya! Yang mana yang harus dipilih. Pertama dari sekitar produk tersebut ada yang masuk dalam kategori produk syariah (sekitar 10%) dan kemudian dibagi dalam banyak sekali sub-kategori menyerupai reksadana saham, campuran, pendapatan tetap dan pasar uang. Ada lagi menyerupai produk reksadana terproteksi dan indeks. Terkadang cara mudahnya ialah menentukan reksadana dengan return terbaik dari setiap kategori. Namun jangan lupa untuk mempertimbangkan konsistensi laba dari reksadana tersebut setiap tahunnya. Karena seringkali sebuah reksadana dengan return terbaik di tahun-tahun tertentu belum tentu menjadi reksadana terbaik di tahun-tahun berikutnya. Dana kelolaan dari produk juga bisa menjadi pertimbangan, dana kelolaan yang terlalu kecil sanggup menjadi rawan dilikuidasi atau terlalu besar menyebabkan produk reksadana itu lambat untuk mencapai performa maksimalnya. Memilih reksadana yang sempurna untuk masuk dalam keranjang investasi kita butuh sebuah pengamatan dan penelitian. Sekarang banyak situs-situs yang memperlihatkan gosip mengenai kinerja dari reksadana menyerupai infovesta.com, bareksa.com, ipot-fund.com dan sebagainya. Gunakan gosip semaksimal mungkin untuk menggali produk yang sempurna dan sesuai kebutuhan.
Semoga tips sederhana ini sanggup membantu. Be smart with your money! (BR)
Disclaimer:
Artikel ini hanya memperlihatkan kepada anda sebuah panduan dasar dalam berinvestasi dan bukan merupakan satu-satunya teknik dalam melaksanakan investasi. Untuk menjadi investor, anda harus mempelajari segala peluang laba dan resiko yang mungkin timbul dari investasi anda. Apapun yang ditulis dalam artikel ini bukan saran atau rekomendasi untuk membeli sebuah produk investasi. Anda tetap harus mendiskusikan kebutuhan dan rencana investasi anda sebelum melaksanakan investasi. Sumber http://www.terapikeuangan.com
Hal ini masuk akal saja sebab sebetulnya menentukan produk investasi butuh kehati-hatian. Dan secara keseluruhan pemahaman masyarakat perihal produk ini pun masih terbatas. Baru sekedar mengenal, belum hingga ke dalam taraf mengaplikasikan. Berikut saya akan memperlihatkan sedikit tips singkat cara menentukan produk investasi reksadana.
Tujuan dan Profil Resiko
Kalau sudah mulai berinvestasi di reksadana, kita harus tahu dulu tujuan membeli produk ini untuk apa. Untuk dana darurat, investasi pendidikan, membeli rumah atau bagaimana? Jangan hanya berinvestasi modal ikut-ikutan sebab motivasi tiap orang berbeda-beda. Kemudian jangan lupa kenali huruf kita dalam berinvestasi. Apakah kita tergolong investor yang sangat hati-hati (konservatif) atau cenderung berani dalam berinvestasi (agresif). Setiap tujuan, profil dan jangka waktu investasi ini nantinya mempengaruhi pilihan produk reksadana kita, apakah penempatannya akan lebih banyak kepada reksadana saham, campuran, pendapatan tetap, atau pasar uang.
Memilih Perusahaan Manajer Investasi
Saat ini ada sekitar 128 perusahaan manajer investasi yang terdaftar. Cukup banyak ya? Terus bagaimana menentukan di antara perusahaan itu yang baik. Semua perusahaan yang terdaftar di OJK berarti secara legalitas mempunyai ijin yang resmi sebagai forum keuangan yang diakui oleh negara untuk menghimpun dana masyarakat dan ijin untuk melaksanakan tugasnya sebagai manajer investasi. Kedua, lihat berapa usang pengalaman perusahaan itu telah berjalan. Perusahaan yang bertahan dan telah cukup usang melalui banyak sekali siklus ekonomi dan bisnis layak dipertimbangkan. Ketiga ialah dana kelolaan dari reksadana tersebut, menggambarkan tingkat kepercayaan masyarakat kepada perusahaan. Selanjutnya lebih kepada layanan, biaya, fasilitas transaksi dan sebagainya. Umumnya reksadana yang bereputasi mengenakan biaya yang lebih tinggi daripada perusahaan lainnya.
Memilih Produk
Kemudian selanjutnya ialah menentukan produk reksadananya. Saat ini ada sekitar 787 produk (Februari 2015). Wah banyak ya! Yang mana yang harus dipilih. Pertama dari sekitar produk tersebut ada yang masuk dalam kategori produk syariah (sekitar 10%) dan kemudian dibagi dalam banyak sekali sub-kategori menyerupai reksadana saham, campuran, pendapatan tetap dan pasar uang. Ada lagi menyerupai produk reksadana terproteksi dan indeks. Terkadang cara mudahnya ialah menentukan reksadana dengan return terbaik dari setiap kategori. Namun jangan lupa untuk mempertimbangkan konsistensi laba dari reksadana tersebut setiap tahunnya. Karena seringkali sebuah reksadana dengan return terbaik di tahun-tahun tertentu belum tentu menjadi reksadana terbaik di tahun-tahun berikutnya. Dana kelolaan dari produk juga bisa menjadi pertimbangan, dana kelolaan yang terlalu kecil sanggup menjadi rawan dilikuidasi atau terlalu besar menyebabkan produk reksadana itu lambat untuk mencapai performa maksimalnya. Memilih reksadana yang sempurna untuk masuk dalam keranjang investasi kita butuh sebuah pengamatan dan penelitian. Sekarang banyak situs-situs yang memperlihatkan gosip mengenai kinerja dari reksadana menyerupai infovesta.com, bareksa.com, ipot-fund.com dan sebagainya. Gunakan gosip semaksimal mungkin untuk menggali produk yang sempurna dan sesuai kebutuhan.
Semoga tips sederhana ini sanggup membantu. Be smart with your money! (BR)
Disclaimer:
Artikel ini hanya memperlihatkan kepada anda sebuah panduan dasar dalam berinvestasi dan bukan merupakan satu-satunya teknik dalam melaksanakan investasi. Untuk menjadi investor, anda harus mempelajari segala peluang laba dan resiko yang mungkin timbul dari investasi anda. Apapun yang ditulis dalam artikel ini bukan saran atau rekomendasi untuk membeli sebuah produk investasi. Anda tetap harus mendiskusikan kebutuhan dan rencana investasi anda sebelum melaksanakan investasi. Sumber http://www.terapikeuangan.com