Yang 'Tampak' Kaya Dan 'Benar-Benar' Kaya
"Jangan membeli sesuatu yang tidak betul-betul kau butuhkan, dan ajari anakmu untuk melaksanakan dan berpikir hal yang sama" - Warren Buffet
Menjadi seorang Penasehat Keuangan menciptakan saya sering melihat ada beberapa abjad orang dan pengaruhnya terhadap kondisi keuangannya. Saya dulu sering keliru bahkan dalam menilai orang, mungkin itu sebabnya ada sebuah pepatah yang mengatakan, "Don't judge a book by its cover". Tetapi, memang pada kenyataannya buku-buku yang best seller yaitu buku-buku yang dengan sengaja di desain untuk menjadi buku yang best seller.. mulai dari desain cover, layout isi, seni administrasi launch dan sebagainya.
Banyak orang-orang yang saya pikir tidak tertarik untuk menghire seorang saya sebagai Penasehat Keuangannya ternyata justru yaitu orang yang paling mungkin memakai jasa saya. Berusia muda, penampilan sederhana, tidak banyak bicara, tidak memegang gadget tercanggih atau terbaru.. tiba-tiba menghubungi saya untuk meminta instruksi biar kondisi keuangannya dapat dibentuk jadi lebih rapih. Dan ternyata sehabis dibedah kondisi keuangannya, orang-orang ini lebih siap untuk sanksi dalam menjalankan rencana keuangan yang direkomendasikan untuk mencapai tujuan-tujuannya.
Sebaliknya, banyak juga orang yang terlihat mencolok dan menarik (sebagian jadi klien, sebagian curhat) justru belum siap menjalankan rencana keuangannya dan tampaknya sibuk dengan bagaimana menyeimbangkan penghasilan dan pengeluarannya serta hutang-hutang pribadinya.
Ternyata di kehidupan kita yang serba instant ini, banyak teman-teman kita bahkan dapat jadi termasuk kita sendiri yang terpengaruhi untuk menikmati gaya hidup dengan akomodasi yang menciptakan hati menjadi senang, tetapi di sisi lain mensugesti kondisi finansial kita. Tampak mengagumkan di luar, tetapi bergotong-royong keropos di dalam.
Akhirnya berbekal pengalaman itu saya tidak cepat menyimpulkan kondisi finansial orang dengan penampilan luarnya. Dan justru orang-orang sederhana ini lebih mungkin untuk sukses secara finansial di masa tuanya dikarenakan telah mempunyai kebiasaan yang diharapkan untuk menjadi makmur dan sejahtera.
Sebagaimana saya sering mengajukan pertanyaan kuantitatif terkait data-data finansialnya, saya juga mengajukan pertanyaan-pertanyaan kualitatif dengan klien. Dan kesimpulannya, orang-orang ini mempunyai beberapa prinsip dan kebiasaan yang diharapkan untuk menjadi makmur:
Menjadi seorang Penasehat Keuangan menciptakan saya sering melihat ada beberapa abjad orang dan pengaruhnya terhadap kondisi keuangannya. Saya dulu sering keliru bahkan dalam menilai orang, mungkin itu sebabnya ada sebuah pepatah yang mengatakan, "Don't judge a book by its cover". Tetapi, memang pada kenyataannya buku-buku yang best seller yaitu buku-buku yang dengan sengaja di desain untuk menjadi buku yang best seller.. mulai dari desain cover, layout isi, seni administrasi launch dan sebagainya.
Banyak orang-orang yang saya pikir tidak tertarik untuk menghire seorang saya sebagai Penasehat Keuangannya ternyata justru yaitu orang yang paling mungkin memakai jasa saya. Berusia muda, penampilan sederhana, tidak banyak bicara, tidak memegang gadget tercanggih atau terbaru.. tiba-tiba menghubungi saya untuk meminta instruksi biar kondisi keuangannya dapat dibentuk jadi lebih rapih. Dan ternyata sehabis dibedah kondisi keuangannya, orang-orang ini lebih siap untuk sanksi dalam menjalankan rencana keuangan yang direkomendasikan untuk mencapai tujuan-tujuannya.
Sebaliknya, banyak juga orang yang terlihat mencolok dan menarik (sebagian jadi klien, sebagian curhat) justru belum siap menjalankan rencana keuangannya dan tampaknya sibuk dengan bagaimana menyeimbangkan penghasilan dan pengeluarannya serta hutang-hutang pribadinya.
Ternyata di kehidupan kita yang serba instant ini, banyak teman-teman kita bahkan dapat jadi termasuk kita sendiri yang terpengaruhi untuk menikmati gaya hidup dengan akomodasi yang menciptakan hati menjadi senang, tetapi di sisi lain mensugesti kondisi finansial kita. Tampak mengagumkan di luar, tetapi bergotong-royong keropos di dalam.
Akhirnya berbekal pengalaman itu saya tidak cepat menyimpulkan kondisi finansial orang dengan penampilan luarnya. Dan justru orang-orang sederhana ini lebih mungkin untuk sukses secara finansial di masa tuanya dikarenakan telah mempunyai kebiasaan yang diharapkan untuk menjadi makmur dan sejahtera.
Sebagaimana saya sering mengajukan pertanyaan kuantitatif terkait data-data finansialnya, saya juga mengajukan pertanyaan-pertanyaan kualitatif dengan klien. Dan kesimpulannya, orang-orang ini mempunyai beberapa prinsip dan kebiasaan yang diharapkan untuk menjadi makmur:
- mereka rela menurunkan gaya hidupnya di masa sekarang untuk mencapai tujuan keuangannya di masa yang akan datang
- mereka cerdik membedakan antara ke'butuh'an dan ke'ingin'an
- gaya hidup mereka yaitu di bawah gaya hidup yang dapat mereka nikmati, mereka merasa cukup dengan apa yang ada dan cerdik menunda kesenangan
- tidak gampang terpengaruh oleh tren dan mode
- mereka menyadari penghasilan yang mereka terima dan kemana mereka belanjakan, bahkan terkadang mereka mencatat dengan sangat detail
- mereka berinvestasi di tempat-tempat yang mereka pahami potensi dan peluang manfaatnya dengan sangat baik, mereka cenderung menghindari spekulasi
- mereka menikmati proses dalam mengakumulasi kekayaan, dan percaya bahwa keberhasilan finansial mereka dapat mereka peroleh dengan ketekunan dan kesabaran