Online Credit Card Fraud
![]() |
Warning! Your credit card identity just hijacked! |
Kejahatan kartu kredit berikutnya yang paling canggih yang memanfaatkan perkembangan teknologi ialah apa yang disebut sebagai "online fraud". Apa maksudnya? Maksudnya ialah kejahatan kartu kredit yang dilakukan dengan memanfaatkan koneksi internet. Makara pelakunya ada di kawasan yang jauh bahkan lintas negara dan lintas benua. Canggih sekali bukan? Bagaimana kejahatan ini dilakukan? Secara umum ada satu cara tetapi untuk melaksanakan hal ini tentu memerlukan beberapa modus yang akan kami jelaskan secara sederhana di bawah ini.
Online credit card fraud tidak membutuhkan kartu kredit korban secara fisik menyerupai agresi pick pocketing, non received card atau bahkan card trapping. Mereka benar-benar tidak butuh kartu kredit kita! Selain itu mereka tidak perlu mengkopi data kartu kredit korban menyerupai kasus data stolen. Tanpa dikopi data kartu kredit kita sudah berhasil mereka curi. Mereka juga tidak menggesek kartu kredit kita berulang-ulang biar tagihannya dobel menyerupai aksi multiple imprint. Yang mereka butuhkan ialah identitas akun (account) korban. Dengan identitas tersebutlah mereka menggunakannya untuk bertransaksi secara online. Sudah niscaya mereka yang berbelanja dan korban yang membayarnya atau bank yang kecolongan.
Modus Kejahatan Kartu Kredit Online
Secara umum modus kejahatan kartu kredit online (online fraud) ialah apa yang kita sebut carding atau carder. Carding ialah agresi memakai identitas kartu kredit orang lain untuk berbelanja, sedangkan carder ialah sebutan untuk para pelaku. Kasus menyerupai ini masih menjadi bahaya bagi industri kartu kredit di seluruh dunia. Bahkan untuk negara Indonesia itu sendiri menerima perhatian khusus dari prinsipal kartu kredit Internasional yang ada. Mengapa demikian? Kami rasa Anda pun tahu dan minimal pernah mendengar bagaimana kawanan carding Indonesia beraksi.
Tercatat di Indonesia minimal di kota-kota besar terutama Yogyakarta, Malang, Bandung dan Jakarta sudah pernah ditangkap para pelaku carding ini. Bahkan tak tanggung-tanggung nilai transaksinya menciptakan negara Indonesia menjadi salah satu negara yang disorot bahkan blacklist terhadap penggunaan kartu kredit secara online. Khusus untuk kota Yogyakarta sendiri sudah dijuluki pusatnya mencar ilmu ilmu carding. Di kota ini memang banyak orang-orang andal yang sanggup mendapatkan identitas kartu kredit orang lain. Bahkan kami pernah melacak di internet ada orang-orang yang menamakan dirinya sebagai bab dari Yogyacarding. Wow! Benar atau tidak tinggal dibuktikan lagi.
Aksi Carding Dilakukan
Pada prinsipnya agresi carding sangatlah sederhana di mana kita berbelanja memakai identitas kartu kredit orang lain secara online. Makara kita cuma mengisi data-data saja menyerupai nama, nomor kartu, masa berlaku kartu, alamat penagihan, tiga angka di belakang kartu, dsb. Setelah itu memilih alamat pengiriman barang. Kartu kredit pun diproses. Jika berhasil maka barang dikirim ke alamat kita sedangkan penagihannya ke alamat orang lain. Kok yang ditagih ialah orang lain? Ya terang lantaran kita mengisi data kartu kredit orang lain. Makara carding ialah berbelanja online mengatasnamakan orang lain. Carding terjadi semenjak kurun perdagangan internet (toko online). Sebelum internet muncul maka tidak pernah ada yang disebut carding.
Sebelum identitas sebuah kartu kredit dipergunakan untuk berbelanja, biasanya data kartu kredit tersebut akan diujicobakan. Misalnya diinput di situs-situs layanan informasi remaja (porn site). Para pelaku berlangganan trial member menyerupai $10 per 3 ahad atau $5 per 3 hari. Kadang mereka tidak menonton tayangan video porno tersebut. Yang mereka butuhkan ialah apakah benar identitas kartu kredit tersebut berfungsi dan sanggup ditagih. Kalau proses input data ini sukses maka dipastikan identitas kartu kredit tersebut valid. Mereka pun dengan segera berbelanja barang-barang fisik menyerupai kamera, laptop, elektronik, buku-buku asing, jaket, dsb..yang nilanya di atas ribuan dollar.
Namun sebaliknya kalau pada dikala kartu kredit tersebut ditolak oleh layanan situs porno, para pelaku tetap kondusif alasannya ialah mereka belum menyebutkan alamat pengiriman barang. Makanya teknik ini umum dilakukan. Kalaupun situs porno tersebut merekam IP address para pelaku, toh biasanya yang dilakukan ialah di warnet-warnet atau koneksi hot spot di kawasan umum sehingga sulit melacak siapa yang bermain. Apalagi kalau warnet tersebut ramai sekali pengunjungnya. Cerdik sekali bukan? Menggunakan kartu kredit orang lain itu problem gampang. Tinggal diisi saja kok. Yang sulit ialah mendapatkan barang kiriman dari luar negeri. Ini problem lagi. Nanti akan kita bahas di waktu yang akan datang.
Teknik Mengoleksi Identitas Kartu Kredit Orang Lain
Carding hanya sanggup dilakukan kalau pelaku mempunyai identitas kartu kredit korban. Nah, untuk mendapatkan identitas ini bukan kasus mudah. Ada aneka macam tekniknya yang sering diidentikkan dengan tindakan hacking (hacker) atau cracking (cracker). Mengacak-acak data pribadi pihak lain, masuk ke jaringan sekuriti sebuah sambungan internet, masuk ke log sebuah toko online, membajak status admin, dsb. Padahal kurang tepat istilah hacking diidentikkan dengan agresi kejahatan. Hacking bahwasanya tidak bekerjasama dengan agresi kejahatan. Hacking ialah ujicoba untuk menjebol keamanan dan pertahanan sebuah sistem komputer (internet). Nah, begitu ditemukan kelemahannya ini dikembalikan kepada orang itu sendiri. Kalau orang tersebut (hacker) merasa perlu memberitahukan si pemilik (programmer) tentu produknya akan semakin disempurnakan. Namun kalau hackernya berpikiran licik dan kriminal maka hasilnya sudah niscaya kriminal menyerupai carding ini.
Secara umum ada 4 teknik pengoleksian data di mana kita sendiri yang memberitahukan informasi kartu kredit atau identitas pribadi kita. Keempat teknik ini harus kita waspadai lantaran paling canggih dan sulit diketahui. Teknik-teknik tersebut adalah:
- Phising
- Fake Site
- Keylogging
- Social Engineering
Phising, para pelaku mengirimkan email-email jebakan seperti dari institusi perbankan atau perusahaan di mana meminta kita untuk melaksanakan klik pada link-link yang dilampirkan dalam email. Jika Anda lengah, ceroboh atau merasa bahwa email tersebut berasal dari bank atau perusahaan yang benar, pada dikala Anda klik pribadi mengantar ke situs palsu. Sampai di sini belum ada masalah. Masalah terjadi pada dikala Anda memasukkan data kartu kredit atau identitas perbankan Anda di situs palsu tersebut. Begitu data dimasukkan, dikala itu juga data Anda diambil kawanan maling ini dan siap mereka pergunakan. Makara solusinya jangan simpel percaya kepada email-email yang dikirimkan mengatasnamakan bank, perusahaan atau instansi lainnya. Sekali lagi jangan simpel percaya! Kalau mendapatkan email-email menyerupai itu sebaiknya segera konfirmasi ulang ke bank melalui telepon.
Fake site ialah situs-situs bodong atau palsu yang dari awal dibentuk memang untuk menjebak kita semua. Ada aneka macam situs yang ada di internet untuk menjebak kita. Secara kasat mata tidak sanggup diketahui lantaran memang menyerupai situs biasa. Padahal itu ialah situs abal-abal. Pertanyanya ialah buat apa situs tersebut dibuat? Sudah niscaya untuk mengoleksi data-data kita. Apa yang dikoleksi? Bisa saja alamat email dan password email, nomor rekening bank, nomor kartu kredit, dsb. Contoh fake site menyerupai situs belanja online palsu, situs porno palsu, situs cari jodoh palsu, dsb. Begitu data pribadi kita diinput maka dikala itu juga data kita masuk ke mereka dan siap mereka pergunakan. Solusinya pastikan bahwa situs tersebut kondusif dan benar-benar kredibel dengan memperhatikan beberapa hal. Terlalu panjang dijelaskan dan suatu hari akan kita bahas lagi.
Keylogging lebih canggih lagi. Para pelaku menyusupi komputer pribadi kita dengan aktivitas yang canggih (trojan). Bisa dilakukan dari jarak jauh antar benua atau sanggup dilakukan secara personal menyerupai menyambung kabel, meminjamkan flashdisk, dsb. Program keylogger ini bertujuan melihat dan merekam aktifitas komputer pribadi kita. Terutama yang bekerjasama dengan keyboard. Makara apa yang kita tekan di tuts keyboard akan direkam dan diketahui. Canggih bener deh yang satu ini.
Kalau komputer pribadi tersebut kita pergunakan untuk mengakses internet banking, berbelanja online, dsb..maka semuanya direkam dan mereka ketahui. Makara mereka pun sanggup melaksanakan menyerupai yang kita lakukan. Kalau kita sanggup berbelanja dan transfer uang lewat internet maka para pelaku pun melakukannya dengan rekening bank kita. Namun kita tidak pernah tahu di mana lokasi para pelaku.
![]() |
Flashdisk juga sanggup menjadi penyusupan keylogger. Harap waspada apalagi kalau komputer pribadi menyerupai laptop Anda sering dipinjamkan ke orang-orang lain yang memang berniat jahat atau usil. |
Bagaimana mengantisipasi keylogging ini? Minimal memasang aktivitas antivirus atau anti spyware (anti keylogger) di komputer Anda. Program anti keylogger harus diinstall terlebih dulu sebelum virus atau trojan ini menyusup. Kalau sudah disusupi kemudian Anda install aktivitas anti keylogger sudah tidak ada gunanya. Terlambat! Kalau sudah terlambat maka solusinya ya harus reinstall ulang aktivitas dasar komputer tersebut (windows). Salah satu aktivitas pelacak keylogger yang cukup mumpuni dan gratis ialah Spyware Terminator. Anda sanggup mengunduhnya secara gratis di alamat tersebut. Meski bukan yang paling bagus tetapi sudah cukup lumayanlah. Untuk lebih bagus silakan menjadi member premium mereka.
Social engineering lain lagi modusnya. Para pelaku mengoleksi data pribadi atau identitas perbankan korban secara sederhana, belakang layar atau bahkan manual. Pada awalnya ialah alamat email kita, sehabis itu password kemudian berlanjut ke rekening bank, rekening kartu kredit, nomor PIN, dsb. Lalu bagaimana pelaku melaksanakan aksinya? Pelaku akan berpura-pura berkenalan, berteman, ngobrol, menjadi orang baik, menukar data dan informasi dengan kita, dsb. Tetapi mereka ini kawanan maling. Serigala berbulu domba. Pura-pura jadi orang baik. Yang ada di otak mereka ialah pandangan gres 10.000 agresi kriminal.
Aksi social engineering tidak selalu mengincar informasi kartu kredit atau perbankan tetapi sanggup semua informasi dan memanipulasinya untuk harapan mereka. Contoh sederhana agresi social engineering ialah menyerupai menciptakan identitas palsu di Facebook kemudian berkenalan, menjadi persahabatan dan balasannya mengincar mangsa. Pasang foto palsu, nomor telepon palsu, usia palsu, status palsu, dsb. Bisa saja memanipulasi gadis ABG kemudian dibawa kabur dan diperkosa, mempromosikan situs toko online penipuan, dsb. Pokoknya banyak caranya deh. Semua pertemanan, sapa-sapa, testimoni, dsb..adalah palsu dan berkaitan dengan tindakan kejahatan. Jangan simpel percaya!
Lalu bagaimana kita mencegahnya? Jangan sembarangan berkenalan dengan orang di internet dan percaya itu ialah orang yang sesungguhnya. Jangan simpel percaya kepada orang secara faktual apalagi orang baru. Untuk urusan online menyerupai jejaring sosial (twitter, facebook, tagged) atur setting profil dengan keamanan paling ketat menyerupai tidak semua orang sanggup melihat identitas kita hingga kita benar-benar kenal orang tersebut secara faktual terlebih dulu. Di internet seorang janda sanggup mengaku masih gadis, seorang laki-laki beranak lima sanggup mengaku bujangan lapuk, orang miskin sanggup akal-akalan kaya, orang bagus juga sanggup akal-akalan jadi jelek, dsb. Namanya dunia maya kemudian mengapa Anda harus mempercayainya? Coba lihat gambar di bawah ini.
![]() |
Anda seorang model? Wow! Keren euy! |
Sponsored links Online Credit Card Fraud:
Sumber http://www.mafiakartukredit.com